1. Sarung tenun Poleng ( Kain Poleng )
sudah menjadi bagian dari kehidupan religius umat Hindu di Bali. Kain itu digunakan untuk keperluan sakral dan profan. Di pura. digunakan untuk tedung (payung), umbul-umbul, untuk menghias palinggih, patung, dan kul-kul. Tidak hanya benda sakral, pohon di pura pun banyak dililit kain poleng.
Menurut
penelitian, bentuk saput poleng beranekaragam. Misalnya dari segi
warna, ukurannya, hiasannya, hiasan tepinya, bahan kainnya, dan ukuran
kotak-kotaknya. Berdasarkan warnanya, ada kain poleng yang disebut
rwabhineda (hitam dan putih), sudhamala (putih, abu-abu, hitam), dan
tridatu (putih, hitam, merah).
2. sarung sutera bugis
Awalnya, tradisi tenun tersebut dikembangkan secara manual dan
tradisional, namun kini sudah ada beberapa perajin sutera yang
meninggalkan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), karena alasan mengejar
produksi. Dari 14 kecamatan di Kabupaten Wajo, 10 kecamatan di antaranya
seperti Kecamatan Tempe, Tanasitolo, Majauleng, Sabbangparu, Pammana,
dan Sajoanging, sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup dari
hasil usaha persuteraan.
3. sarung tenun tradisional samarinda
Sebagian
besar penduduk Samarinda Seberang adalah bersuku Bugis, maka kebudayaan
Bugis sangat terasa kental di daerah ini. Salah satu pengaruh Bugis
yang telah dikenal luas adalah “Kerajinan Tenun Sarung Samarinda”.
Pengrajin tenun sarung Samarinda yang bersuku Bugis, tersebar pada
Kelurahan Baqa dan Masjid. Sarung Samarinda terbuat dari benang sutra
yang berasal dari China yang kemudian diolah agar menjadi kuat. Benang
tersebut kemudian ditenun dengan menggunakan alat tradidional yang
disebut “gedokan” atau menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Satu
buah sarung membutuhkan pengerjaan hingga selama sekitar 3 minggu.
4. sarung khas batak (Ulos)
Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas
Indonesia. Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak,
Sumatera. Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain.
Pada mulanya fungsi Ulos adalah untuk menghangatkan badan, tetapi kini Ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak. Contohnya ulos dianggap sebagai pengikat kasih sayang diantara sesama . Ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Batak. Setiap ulos mempunyai ‘raksa’ sendiri-sendiri, artinya mempunyai sifat, keadaan, fungsi, dan hubungan dengan hal atau benda tertentu. Dikalangan orang batak sering terdengar mengulosi yang artinya memberi Ulos, atau menghangatkan dengan ulos.
Pada mulanya fungsi Ulos adalah untuk menghangatkan badan, tetapi kini Ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak. Contohnya ulos dianggap sebagai pengikat kasih sayang diantara sesama . Ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Batak. Setiap ulos mempunyai ‘raksa’ sendiri-sendiri, artinya mempunyai sifat, keadaan, fungsi, dan hubungan dengan hal atau benda tertentu. Dikalangan orang batak sering terdengar mengulosi yang artinya memberi Ulos, atau menghangatkan dengan ulos.
5. sarung khas gresik
Sarung
tenun tradisional khas Gresik Jawa Timur di kenal kaya motif dan corak.
Dengan mempertahankan proses penenunan yang masih tradisional, sarung
tenun tersebut memiliki tempat tersendiri di kalangan masyarakat
Seni kerajinan sarung tenun yang berwarna warni dan kaya akan motif ini, masih di kerjakan secara tradisional
Motif dan corak khas sarung tenun Gresik adalah warnanya timbul dengan corak beragam diantaranya corak kembang, garis-garis, gunungan, hingga corak laut biru dengan 3 jenis kain, yakni sutera, fiber dan sisir 70
Pembuatan sarung dengan peralatan tradisional ini menciptakan hasil yang maksimal. Keistimewaan dari sarung tenun ini adalah pada kualitas benang serta nilai seni yang tetap memperlihatkan ciri khas natural berupa motif kembang dan hiasan alam lainnya.
Seni kerajinan sarung tenun yang berwarna warni dan kaya akan motif ini, masih di kerjakan secara tradisional
Motif dan corak khas sarung tenun Gresik adalah warnanya timbul dengan corak beragam diantaranya corak kembang, garis-garis, gunungan, hingga corak laut biru dengan 3 jenis kain, yakni sutera, fiber dan sisir 70
Pembuatan sarung dengan peralatan tradisional ini menciptakan hasil yang maksimal. Keistimewaan dari sarung tenun ini adalah pada kualitas benang serta nilai seni yang tetap memperlihatkan ciri khas natural berupa motif kembang dan hiasan alam lainnya.
6. sarung tenun goyor
Sarung Tenun Goyor, Dari desa sederhana yaitu desa Troso di Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, sarung tenun goyor yang dihasilkan warga troso mampu mencapai daratan Afrika dan Timur Tengah dari berbagai corak dan ragam sarung tenun goyor.
sumber : http://sarungkhasindonesia.blogspot.com/
Makasih infonya:)
BalasHapusartikel yang bagus gan makasih infonyaToko Tenun Ikat
BalasHapusTerimakasih banyak untuk artikelnya, sangat membantu buat kami yang bergerak di bidang konveksi dan garmen:
BalasHapushttps://seragamfirst.com/